Reporter: Hazhu Muthoharoh
blokBojonegoro.com - Paranormal bukanlah cita-cita Sarwono pada saat masih kecil. Dia juga tidak menyangka akan menjadi paranormal yang dikenal banyak orang tak hanya di Bojonegoro. "Nama Mbah Jo itu dari panggilan teman-teman waktu SD," katanya. Jo adalah nama kakeknya sendiri yakni Rakijo.
Sarwono memiliki wajah yang mirip dengan Rakijo sehingga sampai saat ini ia lebih dikenal dengan Mbah Jo. Ia menjalankan tirakat ilmu kesabaran sejak di bangku SMP, karena waktu itu ia mengaku mendapatkan wangsit dan amanah dari kakeknya yaitu jangan makan kalau tidak lapar, jangan minum kalau tidak haus dan jangan tidur kalau tidak ngantuk.
"Sebenarnya saya ini bukan keturunan paranormal, hanya saja Mbah Jo kakek saya itu dulunya adalah tukang suwuk (dukun,red)," kata pria berjenggot ini.
Sebelum bergabung di Radio Istana FM untuk mengisi acara "Jimat" (sajian malam Jum'at), Sarwono pernah merantau ke Surabaya dengan menjadi kernet truk pada Tahun 1992. Kemudian bekerja di Lamongan sekaligus Mondok di Ponpes Kranggan pada 1993, juga menjadi kru perburu hantu di salah satu stasiun televisi dengan berduet bersama Ki Kusumo. Atas kemampuannya itulah ia dipercaya mengisi acara Jimat sejak 2008.
Mbah jo, sejatinya tidak merasa menjadi paranormal, sampai saat ini pun ia tidak merasa menjadi paranormal, namun banyak orang yang menganggapnya bisa menolong.
"Pertama kali saya dimintai tolong orang itu waktu di Bali, ada banyak siswa yang kesurupan di sekolah dan saya diminta untuk menyembuhkan. Alhamdulillah dengan keyakinan diri saya coba dan berhasil hilang," kata ayah satu putri ini.
Ia kemudian melakoni tirakat dengan menempuh perjalanan dari Sunan Ampel Surabaya sampai Gunung Jati Cirebon dengan berjalan kaki selama enam bulan, untuk mendapatkan petuah dari para wali, dan iapun berhasil melihat hal-hal gaib.
Sampai saat ini ada 10.000 lebih pasien yang ia tangani, baik dari dalam maupun luar kota bahkan luar negeri seperti Taiwan, Hongkong, Malaysia, Australia dan China.
Misinya dalam hidup ini adalah mencari orang-orang yang terdzolimi dengan harapan ia bisa membantunya, ia juga tidak pernah mematok dan mengharap imbalan dari pasien. Pria kelahiran 10 Oktober 1976 ini bahkan menolak bergabung dengan Ikatan Paranormal Indonesia (IPI) yang diketuai Ki Joko Bodo.
"Alasan kenapa saya menolak adalah karena kalau saya bergabung maka saya akan terikat dan hanya bisa membantu pejabat-pejabat besar saja, terus siapa yang membantu dan memback-up orang-orang kecil yang membutuhkan, karena hidup di dunia ini harus sabar, Loman dan Ojo dumeh" pungkasnya sambil tersenyum.[zhu/ang].
Terimakasih kepada : blogbojonegoro.com/istanaradio.com
(Sumber : http://blokbojonegoro.com/read/module/20121221/tak-mau-disebut-dukun-hanya-ingin-membantu.html)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar